Sebagai negara besar, Indonesia mulai menacapkan
tajinya dibidang peralatan perang. Untuk meyakinkan negara lain, peralatan
perang produksi dalam negeri itu digunakan dan menjadi bagian dari alat utama
sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berikut beberapa alusista hasil produksi
dalam negeri yang bikin kamu kagum yang dilansir dari berbagai sumber:
1. Senapan Pindad
Sejumlah senjata buatan Pindad juga banyak dipesan oleh
negara luar. PT Pindad mampu memproduksi berbagai jenis senjata antara lain;
jenis senapan serbu (SSI-VI, SS2-V2, SS1-V3, SS1-V5), Senapan sniper (SPR-1)
pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tiper A), RG-1 (tipe c),
senapan sabhara/polisi (Sabhara V1 and Sabhara V2), senjata penjaga hutan,
pistol profesional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body
protection).
Produk-produk yang dihasilkan itu banyak dipesan oleh
negara-negara di luar negeri. Senapan serbu SS-2 merupakan produk langganan
negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria. Selain itu,
Thailand dan Singapura juga kerap memesan senjata tersebut.
2. Panser Anoa
Panser Anoa buatan PT Pindad menjadi salah satu Alutsista
yang paling laris dijual. Pada tahun 2008, TNI memesan 154 buah Panser Anoa
berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC dan tahun
2012 TNI memesan 61 unit. Tak hanya dalam negeri, Panser Anoa juga diminati
negara asing.
Panser bermesin Renault ini memang sudah teruji di
negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB.
Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat
ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi
di China dan India.
Belum lama ini, Pindad mengeluarkan Panser Anoa jenis
baru. Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20 mm dan berjenis berjenis
IFV (Infantry Fighting Vehicle). Panser ini didesain untuk mengantisipasi
kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis.
3. Peluru
PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) selama ini
memasok kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad antara lain berkaliber
5,56 mm, 7,62 mm dan 9 mm. Namun, selain untuk TNI-Polri, peluru yang
dihasilkan PT Pindad juga diekspor keluar negeri. Peluru-peluru tersebut
dikirim ke Singapura, Filipinan, Bangladesh, hingga ke Amerika Serikat (AS).
Untuk Singapura, sudah beberapa tahun belakangan negara
singa putih itu telah memesan 10 juta peluru. Sementara, pada 2009 lalu, satu
juta peluru telah diekspor ke AS dengan nilai transaksinya mencapai USD
200.000.
Peluru buatan Pindad tersebut tentu bukan sembarangan.
Sebab, produk dalam negeri itu telah melalui uji kelayakan badan internasional,
seperti semua produk Divisi Amunisi yang telah lulus pengujian standar NATO.
Demikian juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS
Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
4. Fast Patrol Boat
Putra putri terbaik bangsa di PT PAL telah berhasil
membuat kapal perang jenis patroli cepat (Fast Patrol Boat). Rupanya, Alutsista
buatan dalam negeri itu telah membuat negara tetangga, Timor Leste, kepincut.
Pada 2011 lalu, Pemerintah Timor Leste memutuskan memesan
dua kapal patroli cepat senilai USD 40 juta. Kapal tersebut akan digunakan
untuk melindungi wilayah teritorial Timor Leste.
5. Pesawat CN 235-MPA
Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA)
produksi PT Dirgantara Indonesia menjadi salah satu Alutsista yang diminati
negara lain. Pada 2011-2012 lalu, PT DI memenuhi permintaan Korea Selatan yang
memesan empat pesawat itu melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan
nilai total USD 94,5 juta.
Pesawat yang merupakan modifikasi dari CN-235 itu, cocok
untuk melakukan patroli perairan di samping bisa difungsikan untuk angkutan
personel. Di tahun yang sama, PT DI juga mengekspor pesawat CN 235 jenis
pesawat angkut militer VIP, ke Senegal, Afrika.
6. Kepala roket Smoke Warhead
Salah besar jika Anda memandang sebelah mata senjata
produksi dalam negeri. Sebab, senjata yang dihasilkan putra putri terbaik
bangsa nyatanya dilirik oleh negara asing.
Rencananya, akhir Maret ini 260 unit kepala roket jenis
smoke warhead segera diekspor ke Cile. Alutsista itu merupakan buatan PT Sari
Bahari dari Ngalam, Malang, Jawa Timur.
Kualitas Smoke Warhead diakui mengalahkan produk serupa
buatan pabrikan sejumlah negara maju, di antaranya; Amerika Serikat dan Rusia.
Smoke Warhead adalah kepala roket dengan diameter 70 mm dan cocok dipasangkan
dengan roket pasangan pesawat seperti Super Tucano.





